RSS
email
0

PENGELOLAAN PENGENDALIAN

 
PENGELOLAAN PENGENDALIAN

          Pengelolaan pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajer STI untuk meyakinkan bahwa pengendalian-pengendalian di dalam STI masih tetap dilakukan dan masih efektif dalam mencegah gangguan-gangguan terhadap sistem informasi. Jika STI terganggu maka tujuan yang telah ditetapkan pun akan sulit tercapai, sehingga STI harus memiliki pertahanan-pertahanan dari gangguan tersebut, pertahanan-pertahanan tersebut dikenal dengan istilah pengendalian dan keamanan sistem informasi yang didefinisikan sebagai penjagaan terhadap fasilitas dan proses komputer dari gangguan yang disengaja maupun tidak yang dapat mengakibatkan perubahan, kerusakan atau pencurian terhadap sumber daya secara tidak sah. Terdapat dua model pengendalian terhadap STI yang perlu dikelola secara terus menerus yaitu pengendalain secara umum dan pengendalian aplikasi.
GANGGUAN-GANGGUAN TERHADAP SISTEM INFORMASI
          Gangguan terhadap sistem informasi ada 2 (dua) yaitu gangguan yang terjadi karena ketidaksengajaan dan gangguan karena kesengajaan, berikut ini gambaran tentang gangguan-gangguan tersebut :

Gangguan Tidak Disengaja
Gangguan Disengaja
a.   Karena kesalahan teknis
a.    Computer abuse
-      Kesalahan perangkat keras
b.    Computer crime
-      Kesalahan sintak perangkat
c.    Computer – related crime
-    Kesalahan logika program

b.   Gangguan lingkungan seperti gempa bumi, petir, api, air.

c.    Kesalahan manusia

 
Gangguan secara disengaja dapat terjadi melalui empat cara yaitu :
1.    Sistem informasi merupakan target kejahatan
2.    Komputer menjadi alat untuk melakukan kejahatan
3.    Komputer digunakan untuk mengintimidasi
4.    Komputer menjadi perantara untuk melakukan kejahatan.
CARA MELAKUKAN GANGGUAN-GANGGUAN SISTEM INFORMASI
         Terdapat tiga cara untuk melakukan gangguan-gangguan terhadap sistem informasi yaitu :
1.    Data tampering
Dilakukan dengan cara merubah data sebelum, atau selama proses dan sesudah proses. Kegiatan data tampering  ini kebanyakan dilakukan oleh orang dalam perusahaan.
2.    Penyelewengan program
Cara ini bertujuan untuk memodifikasi program dengan maksud untuk kejahatan tertentu. Beberapa teknik yang masuk kedalam kategori ini adalah virus, worm, trojan horse, round down technique, salami slicing, trap door, super zapping, and logic time bomb.
3.    Penetrasi ke sistem informasi
Melakukan gangguan dengan cara penetrasi (hacking or cracking) ke sistem informasi, cara ini antara lain piggybacking, masquerading or impresonasion, scavenging, and eavesdropping.
MENGELOLA GANGGUAN
          Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola gangguan terhadap STI yaitu membina pelaku dalam, memasang pengendalian-pengendalian pada sistem informasi, memeriksa keefektifan pengendalian-pengendalian yang dipasang, dan merencanakan perbaikan-perbaikan akibat gangguan STI.
MEMBINA PELAKU DALAM
          Gangguan-gangguan terhadap STI yang bersumber dari dalam perusahaan sendiri dapat diminimalisasi dengan beberapa cara yaitu :
1.    Prosedur yang jelas dalam rekruitmen, mutasi dan pemberhentian karyawan;
2.    Memberikan pelatihan terhadap karyawan sehingga menumbuhkan rasa kesadaran dan rasa memiliki terhadap perusahaan sehingga mampu mengurangi risiko gangguan ini;
3.    Memberikan perhatian terhadap karyawan yang tidak puas sehingga efek perasaan negatif dari karyawan tersebut dapat dikurangi.


MEMASANG PENGENDALIAN-PENGENDALIAN DI SISTEM INFORMASI
          Pengendalian terhadap sistem informasi pada umumnya ada 2 (dua) yaitu pengendalian secara umum dan pengendalian aplikasi yang tujuannya adalah untuk meminimalisasi adanya gangguan terhadap sistem informasi.
Pengendalian Secara Umum
          Merupakan pengendalian sistem informasi yang paling luar dan yang pertama harus dihadapi oleh pemakai sistem informasi, pengendalian umum terdiri dari :
1.    Pengendalian organisasi
Pengendalian organisasi yang baik dapat dicapai dengan cara adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab yang tegas sehingga kesempatan untuk melakukan gangguan sulit diperoleh. Terdapat beberapa fungsi utama yang harus dipisahkan tugas dan tanggung jawabnya yaitu bagian pengontrol data, bagian yang mempersiapkan data, bagian operasi komputer,bagian pustaka data, bagian pemrogram dan pengembangan sistem, dan bagian pusat informasi.
2.    Pengendalian dokumentasi
Pengendalian dokumentasi penting untuk keperluan seperti mempelajari cara pengoperasian sistem, sebagai bahan penelitian, dasar pengembangan sistem lebih lanjut, dasar dalam melakukan modofikasi dan perbaikan sistem dimasa yang akan datang, dan materi acuan bagi auditor dalam melakukan pemeriksaan.
3.    Pengendalian kerusakan perangkat keras
Gangguan terhadap perangkat keras dalam pengoperasian sistem informasi dapat dicegah dengan cara pertama : pengendalian perangkat keras pengendalian ini berfungsi untuk mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya perangkat keras, kedua : dengan menyediakan perangkat keras cadangan yang akan digunakan jika perangkat keras utama mengalami kerusakan atau macet, penggunaan cadangan ini dikenal dengan dual processor computer, ketiga : dengan membeli asuransi jika perangkat keras rusak maka akan diganti oleh pihak asuransi.
4.    Pengendalian keamanan fisik
Dilakukan untuk menjaga keamanan terhadap perangkat keras, perangkat lunak dan user (manusia). Pengendalian keamanan fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
a.    Pengawasan terhadap pengaksesan fisik atau pembatasan akses terhadap sistem informasi;
b.    Pengaturan lokaso fisik;
c.    Penerapan alat-alat pengamanan;
d.    Stabilizer;
e.    AC untuk mengatur temperature dalam ruangan; dan
f.     Pendeteksi kebakaran.
5.    Pengendalian keamanan data
Beberapa cara pengendalian untuk keamanan data yang dapat diaplikasikan adalah dipergunakan data log, proteksi file, pembatasan pengaksesan, data back-up atau recovery.
Pengendalian Aplikasi
          Pengendalian ini dipasang dalam program aplikasinya yaitu pengendalian pada tahap masukan, pengendalian pada tahap pengolahan atau proses dan pengendalian pada tahap keluaran.
          Pengendalian pada tahap masukan mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa data transaksi yang valid telah lengkap, terkumpul secara keseluruhan dan terbebas dari kesalahan sebelum masuk ke proses pengolahan. Pengendalian masukan ini sangat penting karena input yang salah tentunya akan menghasilkan output yang salah, sehingga pada tahap masukan data harus benar-benar terbebas dari kesalahan. Pengendalian masukan mencakup dua tahap yaitu tahap penangkapan data (data capture) terdapat beberapa proses pengendalian yaitu mengecek penomoran dokumen dasar apakah menggunakan nomor urut tercetak atau tidak, memaksimumkan masing-masing field pada dokumen dasar, pengkajian ulang data, dan melakukan verifikasi data, tahap kedua pemasukan data (data entry) berupa beberapa pengendalian yaitu echo check, existence check, matching check, field check, sign check, relationship check, limit check, range check, self-checking digit check, sequence check, label check, bath control total check, and zero balance check.
          Pada pengendalian pengolahan terdapat tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses pengolahan data yang dilakukan setelah data dimasukkan ke komputer. Kesalahan-kesalahan pada pengolahan pada umumnya disebabkan oleh : overflow (terjadi jika pengolahan menghasilkan perhitungan yang nilainnya terlalu besar atau kecil sehingga tidak mampu tersimpan di memori komputer), kesalahan logika program, logika program yang tidak lengkap, penangan pembulatan yang salah, kesalahan akibat kehilangan atau kerusakan record, kesalahan dalam urutan data, kesalahan data di file acuan, dan kesalahan proses serentak. Untuk mengecek kesalahan tersebut dilakukan pengendalian berupa pengecekan-pengecekan kesalahan seperti : control total check, matching check, reference file check, limit and reasonable check, crossfooting check, and record locking.
          Pengendalian keluaran dimaksudkan untuk kedua macam bentuk keluaran yaitu keluaran dalam bentuk hard copy dan pengeluaran dalam bentuk soft copy. Baik keluaran berupa hard copy maupun soft copy tersebut memiliki tahapan masing-masing dan untuk setiap tahapan tersebut memiliki pengendalian tersendiri yang tujuannya adalah untuk menghasilkan keluaran yang benar-benar terbebas dari kesalahan-kesalahan.
MEMERIKSA KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN-PENGENDALIAN YANG DIPASANG
          Pemeriksaan terhadap pengendalian-pengendalian disebut dengan information system audit. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan apakah suatu sistem computer telah menjaga aktiva-aktiva, menjaga integritas data, membuat sasaran organisasi, dan pemanfaatan sumber daya secara efisien. Pemeriksaan sistem informasi menggunakan 5 (lima) macam prosedur yaitu :
1.    Prosedur untuk mendapatkan pemahaman dari pengendalian-pengendalian yang ada;
2.    Pengujian terhadap pengendalian-pengendalian;
3.    Pengujian terhadap nilai transaksi secara terinci;
4.    Pengujian terhadap nilai di saldo-saldo rekening secara terinci; dan prosedur pengkajian analitikal.
MERENCANAKAN PERBAIKAN AKIBAT GANGGUAN-GANGGUAN
          Akibat dari gangguan-gangguan terhadap sistem informasi harus segera diperbaiki agar tidak mengganggu operasi perusahaan serta kelemahan dari pengendalian yang ada harus segera diperbaiki agar sistem informasi tidak diganggu lagi, untuk itu diperlukan suatu perencanaan terhadap perbaikan sistem informasi.


PENGELOLAAN ETIKA DAN POLITIK

          Pada saat yang bersamaan sistem informasi dapat memberikan dampak yang positif tapi juga sekaligus dapat menyebabkan permasalahan etika dan politik. Permasalahan etika muncul berhubungan dengan legal atau belum diatur dalam hukum yang ada. Sedangkan permasalahan politik akan muncul pada saat informasi sangat dibutuhkan dan dapat merubah posisi kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki oleh individu-individu di dalam organisasi.
ETIKA DI SISTEM INFORMASI
          Masalah etika sangat penting pada sistem informasi kerena permasalahan etika sekarang ini banyak muncul di lingkungan sistem informasi, permasalah etika dapat muncul kerena beberapa alasan yaitu :
1.    Teknologi informasi mempunyai pengaruh yang mendalam di dalam kehidupan manusia dan sesuatu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia berhubungan dengan etika; dan
2.    Manajer menentukan bagaimana teknologi informasi digunakan di organisasi, sehingga mereka juga bertanggungjawab terhadap permasalahan etika akibat penerapan teknologi informasi tersebut.
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN ETIKA
          Permasalahan etika dapat muncul pada beberapa permasalahan yaitu :
1.    Permasalahan Privasi
Isu etika muncul karena teknologi informasi dapat menjajah privasi dari individual pekerja. Teknologi informasi dapat digunakan untuk memonitor dan mengawasi informasi privat dari individual pekerja. Teknologi informasi juga digunakan untuk menyimpan informasi pribadi dari pekerja yang selanjutnya informasi tersebut dapat dijual atau digunakan tidak semestinya.
2.    Permasalahan Kepemilikan Intelektual
Jika dikaitkan dengan hak kepemilikan intelektual maka pelanggaran hak ini akan semakin meningkat, karena dengan teknologi informasi akan membuat informasi lebih mudah ditransmisikan, disalin dan mudah untuk dirubah isinya. Salah satu permasalahan etika yang terjadi adalah pembajakan perangkat lunak. Terdapat beberapa factor yang memotivasi pembajakan ini yaitu :
a.    Menyalin perangkat lunak sangat mudah dilakukan dan dapat dilakukan dimanapun;
b.    Hasil menyalin kualitasnya tidak jauh berbeda dibandingkan dengan membeli;
c.    Harga perangkat lunak yang asli sangat mahal;
d.    Pola piker yang salah dari pembajak.
3.    Permasalahan Penghentian Kerja
Masalah etika yang muncul adalah penggantian manusia dengan teknologi informasi untuk alasan efisiensi.
4.    Permasalahan Keamanan
Permasalahan keamanan sistem informasi dapat menimbulkan masalah etika, permasalahan etika muncul ketika seorang dengan sengaja merusak keamanan dari sistem informasi.
5.    Permasalahan Akurasi Sistem
Permasalaha etika yang berhubungan dengan akurasi program muncul saat program tidak akurat karena pengetesan program yang dilakukan secara tidak optimal.
6.    Permasalahan Kesehatan
Pemanfaatan teknologi informasi juga dapat menyebabkan suatu penyakit yaitu repetitive stress injury (RSI) yang terjadi karena urat-urat saraf dipaksa untuk bekerja dengan tekanan baik tinggi ataupun rendah, masalah ini muncul karena penekanan keybord. Permasalahan lainnya adalah gangguan kesehatan mata karena terlalu lama dan sering berhadapan denga monitor. Permasalahan etika muncul pada saat perusahaan sadar bahwa pemakaian komputer dapat menyebabkan penurunan kesehatan tanpa melakukan upaya untuk mengatasi dan menguranginya.
MENGELOLA PERMASALAHAN ETIKA
          Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengelola isu etika yang muncul di dalam organisasi antara lain :
1.    Menyadari permasalahan etika yang akan muncul dari tindakan yang akan diambil;
2.    Melakukan analisis dan pemecahan masalahan; dan
3.    Memilih alternatif yang akan dipakai dalam mengelola permasalahan etika tersebut.

POLITIK INFORMASI
          Salah satu penyebab kegagalan dalan sistem informasi adalah politik informasi, informasi merupakan komoditi politik dalam suatu organisasi karena kepemilikan akan informasi akan menyebabkan kekuasaan dan kekuatan serta sistem informasi itu sendiri akan mempengaruhi distribusi kekuasaan dalam organisasi. Sistem informasi mempengaruhi distribusi kekuasaan karena beberapa alasan yaitu :
1.    Pemegang akses informasi dapat mempengaruhi hasil dari keputusan;
2.    Sistem informasi digunakan untuk alokasi sumber-sumber daya sistem yang dapat mempengaruhi perilaku masing-masing individu;
3.    Sistem informasi digunakan untuk pengendalian yang dapat mencegah dan membatasi kegiatan;
4.    Sistem informasi meyebabkan kekuasaan dan kekuatan karena memberikan kesan kemampuan untuk merubah hasil.
MENOLAK PERUBAHAN
          Penolakan ini didasarkan pada kenyataan bahwa kekuasaan dan kekuatan merupakan hal yang penting dan sistem informasi mempunyai peranan terhadap pergeseran kekuasaan  dan kekuatan tersebut.  Oleh sebab itu mereka yang merasa kekuasaan dan kekuatannya akan digeser akan melakukan upaya-upaya penolakan terhadap penerapan sistem informasi. Terdapat beberapa ciri-ciri orang yang melakukan penolakan terhadap penerapan sistem informasi yaitu :
1.    Selalu melakukan penundaan proyek sistem informasi;
2.    Mereka yang menyetujui proyek akan membuat sistem informasi yang rimit sehingga mengalami kegagalan dengan sendirinya pada saat diterapkan; dan
3.    Mempersulit pemanfaatan sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi dengan begitu proyek tersebut akan mengalami kegagalan.
Untuk mengatasi masalah penolakan tersebut, dapat diterapkan sistem manajemen perubahan dan sangat perlu dianalisis apa penyebab penolakan tersebut, penolakan itu bukan merupakan masalah yang paling utama tetapi yang perlu dipecahkan adalah penyebab terjadinya penolakan tersebut.

TEORI-TEORI PENOLAKAN
         Terdapat 3 (tiga) teori untuk mengetahui penyebab penolakan terhadap perubahan dan cara mengatasinya, ketiga teori tersebut adalah :
1.    Teori orientasi sistem
Teori ini menyatakan bahwa penyebab penolakan perubahan adalah karena sistemnya bukan manusianya. Manusia menolak karena sistem yang diterapkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, banyak terdapat kesalahan. Sehingga kualitas sistem yang perlu diperbaiki.
2.    Teori orientasi manusia
Teori ini menyatakan bahwa penyebab penolakan perubahan adalah karena sikap manusianya bukan sistemnya. Untuk mengatsi hal ini sikap manusiannya perlu diperbaiki.
3.    Teori interaksi
Teori ini menyatakan bahwa penyebab penolakan perubahan adalah bukan manusia atau sistemnya akan tetapi lebih kepada interaksi diantaranya.
MODEL ADOPSI PERUBAHAN
          Model adopsi ini akan memberikan cara-cara untuk mengatasi perubahan, model adopsi yang dibahas adalah :
1.    Lewin/Schein Model
Model ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu mencairkan kekakuan (ada dua aspek yaitu manciptakan kondisi bahwa perubahan itu dibutuhkan serta menciptakan suasana yang aman), mengarahkan (ada dua aspek utama yaitu menyediakan informasi tentang arah dari perubahan serta menyediakan dan mengeliminasi pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan perubahan), dan membekukan kembali (ada dua aspek yaitu mengintegrasikan hasil perubahan ke kegiatan rutin yang akan dilakukan serta memasukkan ke dalam sistem sosial sehingga perubahan dapat diterima secara luas).
2.    Innovation Adoption Model
Merupakan suatu ide adopsi yang baru bagi individu dan organisasi, terdapat 5 (lima) tahapan dalam mengadopsi inovasi yaitu : kesadaran, minat, evaluasi, percobaan, dan adopsi.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan adopsi tergantung dari beberapa faktor, faktor tersebut antara lain :
1.    Persepsi dari keuntungan relatif, maksudnya kelebihan yang ditimbulkan jika dibandingkan dengan sistem yang lama;
2.    Kompabilitas merupakan tingkat seberapa besar inovasi tersebut konsisten dengan nilai, opini, kelakuan dan pengalaman individu yang akan mengadopsi inovasi;
3.    Kerumitan merupakan tingkat kesulitan inovasi dipahami;
4.    Komunikabilitas merupakan tingkat komunikasi hasil dari inovasi yang dapat disebarkan ke calon pengadopsi inovasi yang lainnya; dan
5.    Juara adalah sifat mau berkorban waktu dan tenaga untuk menerima inovasi dan menyebarkannya.
Read more
0

SISTEM INFORMASI STRATEGIK


APLIKASI EKSTERNAL
SISTEM INFORMASI STRATEGIK & SISTEM INTER ORGANISASI

                Sistem informasi stratejik merupakan sistem informasi untuk keunggulan kompetisi, yang merupakan perkembangan dari fungsi sistem informasi secara umum yakni untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam pengambilan keputusan.
Perbedaan Sistem Informasi Stratejik dan Sistem Informasi di Level Stratejik
                Sistem informasi di level stratejik dikenal dengan nama sistem informasi eksekutif (SIE) yang digunakan untuk membantu manajer untuk melakukan perencanaan stratejik. Adapun perbedaan kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :


Perbedaan Dengan Sistem Informasi Konvensional
                Perbedaan antara sistem infirmasi stratejik (SIS) dengan sistem informasi konvensional (SIK) lainnya adalah :
1.       Dukungan
SIK mendukung manajer untuk menyelesaikan operasi kritis di perusahaan, sedangkan SIS mendukung manajer dalam menerapkan strategi.
2.       Fokus
Fokus dari SIK adalah menggunakan teknologi untuk mengganti tenaga manusia, sedangkan SIS difokuskan sebagai alat kompetisi.
3.       Tujuan
Tujuan SIK lebih mengarah ke efisiensi, sedangkan SIS adalah untuk memenangkan persaingan.
4.       Orientasi
SIK lebih berorientasi ke aplikasi internal, sedangkan SIS berorientasi internal & eksternal untuk menjangkau konsumen.
Strategi
                Terdapat tiga strategi umum yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk memenangkan persaingan yaitu cost leadership , differentiation, and focus and other strategy is innovation, alliance,growth and quality. Berikut pembahasan atas strategi tersebut :
1.       Cost Leadership Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika perusahaan mampu mencapai posisi biaya terendah dalam industry, dengan cara rekayasa proses bisnis, menurunkan biaya dari  pemasok, dan menurunkan biaya ke pelanggan.
2.       Differentiation Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat menyediakan produk atau jasa yang unik dan mampu memberikan nilai lebih kepada pelanggan dibandingkan dengan pesaing lain, yaitu dengan cara : memanfaatkan teknologi informasi untuk menciptakan produk atau jasa yang berbeda, dan mengurangi keuntungan diferensi dari pesaing.
3.       Focus Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat membantu perusahaan memfokuskan pada produk atau jasa khusus dalam organisasi.
4.       Innovation Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat menemukan cara khusus dalam berbisnis yaitu dengan menyediakan produk atau jasa dengan inovasi terbaru.
5.       Alliance Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat menciptakan hubungan kerjasama yang menguntungkan baik dengan pemasok, perusahaan lain bahkan dengan para pesaing.
6.       Growth Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika mampu mengembangkan danmendiversifikasi pasar.
7.       Quality Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika mampu membantu meningkatkan kualitas dari produk atau jasa.
Model-model Penerapan SIS
                Beberapa penerapan SIS adalah sebagai berikut :
1.       Model Tekanan-tekanan Kompetisi
Dalam persaingan pada umumnya terdapat 5 (lima) macam ancamam yang sekaligus merupakan kesempatan yaitu ancaman dari pesaing-pesaing yang sudah ada, ancaman dari pesaing baru, ancaman dari produk atau jasa pengganti, ancaman dari kekuatan menawar dari pelanggan, dan ancaman kekuatan menawar dari supplier. Kelima hal tersebut dapat juga merupakan suatu kesempatan jika diterapkan strategi yang tepat misalnya dengan cara cost leadership, differentiation or other strategy.
2.       Model Kekuatan Menawar dan Efisiensi Kompetisi
Ancaman dalam model ini terdiri dari dua sumber yaitu kekuatan menawar dan efisiensi kompetisi, kedua sumber ini ditentukan oleh 5 (lima) factor yaitu : biaya-biaya pencarian, keunikan fitur produk, biaya-biaya berpindah, efisiensi internal, dan efisiensi antar organisasi. Ketiga factor awal merupakan kekuatan menawar  dan dua factor berikutnya adalah efisiensi komparatif.


3.       Model Rantai Nilai
Dalam model ini aktivitas perusahaan dibagi menjadi 9 (sembilan) aktivitas yang dikelompokkan menjadi 2 (dua) aktivitas utama yaitu : 4 (empat) aktivitas pendukung antara lain infrastruktur perusahaan, manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan pengadaan barang, Dan 5 (lima) aktivitas utama antara lain penanganan dan penyimpanan bahan mentah, operasi, penanganan dan penyimpanan bhan jadi, penjualan dan pemasaran serta pelayanan purna jual.
4.       Lima Tahapan Porter & Milar
Terdapat lima tahap untuk menggali kesempatan-kesempatan stratejik kelima tahap tersebut antara lain menilai intensitas informasi, menentukan peran information technology dalam struktur industry, mengidentifikasi dan merengking cara-cara information technology dalam membuat keuntungan stratejik, menginvestigasi kemungkinan information technology dalam mengembangkan bisnis baru, dan membuat suatu rencana untuk mengambil keuntungan dari information technology.
5.       Model Keen
Ada 2 (dua) factor dalam model ini yaitu jangkauan (menunjukkan letak dari sistem teknologi informasi apakah di dalam perusahaan atau di luar perusahaan), dan lingkupan (menunjukkan luas dari aplikasinya).
6.       Model Rekayasa Ulang
Merupakan suatu model yang menunjukkan bahwa rekayasa ulang dapat dilakukan pada proses internal atau eksternal.
7.       Model Manfaat
Model ini memisahkan orientasi strategi secara internal atau eksternal berdasarkan manfaat yang akan diterima. Model ini menyatakan bahwa SIS secara internal mempunyai manfaat langsung terhadap perusahaan, dan SIS secara eksternal akan memberikan manfaat secara langsung kepada pelanggan dan secara tidak langsung kepada perusahaan.
8.       Model Siklus Sumber Daya Konsumen
Dalam model ini ada 13 (tiga belas) tahapan siklus sumber daya pelanggan yang berbasis pada model 4 tahap IBM yaitu Kebutuhan (menentukan kebutuhan dan menentukan spesifikasi), Akuisisi (memilih sumber daya, pemesanan, otorisasi dan pembayaran, dan mendapatkan, serta menguji dan menerima), Pertanggung-jawaban (mengintegrasikan, mangawasi, memutakhirkan, dan merawat), dan Penghentian (memindahkan atau membuang, dan pertanggung-jawaban).
Faktor-faktor Kesuksesan & Kegagalan Penerapan SIS
                Beberapa factor yang dapat mendukung kesuksesan dari penerapan SIS antara lain :
1.       Organisasi harus mempinyai visi information technology.
2.       Perencanaan information technology harus pararel dengan perencanaan stratejik perusahaan.
3.       Dalam menerapkan SIS harus menjadi yang pertama dalam industrinya.
4.       Kreatif menarik jangkaun dan lingkupan.
Selain factor kesuksesan tadi perlu diperhatikan pula faktor-faktor yang mengakibatkan kegagalan penerapan SIS, faktor-faktor ini antara lain :
1.       Perusahaan tidak mau atau tidak mampu mempertahankan investasi di masa depan.
2.       Information technology untuk SIS tidak boleg gagal, karena kegagalan tersebut dapat memalukan, menurunkan produk dan jasa sehingga menurunkan citra perusahaan.
3.       Penerapan SIS dapat menyebabkan tuntutan hukum dan pelanggaran regulasi.
4.       Waktu penerapan SIS yang kurang tepat.
5.       Kualitas sumber daya SIS yang kurang memadai
6.       Perbedaan industry
7.       Aliansi dapat menjadi pesaing
8.       Perbedaan kultur
Sistem Teknologi Informasi Antar Organisasi
               Yang dimaksud dengan sistem informasi antar organisasi adalah sistem informasi stratejik yang juga menghubungkan bukan hanya unit-unit dalam organisasi tapi juga antar organisasi sebagai contoh SIS menghubungkan antara perusahaan dengan pemasok dan perusahaan dengan pelanggan secara on-line. Seperti dalam industry penerbangan yaitu perusahaan penerbangan, agen-agen perjalanan dan konsumen dihubungkan dengan satu jaringan sistem pemesana tiket pesawat terbang.
Pertukaran Data Elektronik
               Salah satu tipe sistem informasi antar organisasi adalah electronic data interchange (EDI), yaitu suatu penggunaan sistem computer yang standar dibeberapa organisasi terpisah untuk dapat mengirimkan data secara elektronik lewat dokumen-dokumen bisnis. Dokumen bisnis yang umum dikomunikasikan lewat EDI adalan order pembelian, order penjualan, permintaan daftar harga, klaim asuransi dan lainnya. Terdapat beberapa keuntungan penerapan EDI yaitu :
1.       Mempercepat kegiatan bisnis.
2.       Pengurangan modal kerja yang dibutuhkan.
3.       Penghematan biaya.
4.       Meningkatkan hubungan dengan pelanggan & pemasok.
5.       Memungkinkan untuk melakukan perdagangan international.
E-Commerce
               E-Commerce didefinisikan sebagai pemanfaatan information technology untuk melakukan kegiatan bisnis antara dua atau lebih organisasi atau antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih pelanggan akhir antara satu atau lebih jaringan computer. Terdapat beberapa keuntungan melakukan transaksi e-commerce dibandingkan dengan EDI keuntungan yang utama adalah menghemat biaya yang lebih besar dibandingkan dengan EDI serta dapat menjangakau pelanggan yang lebih luas dan ada juga keuntungan lainnya dari transaksi e-commerce yaitu :
1.       Distribusi yang lebih murah dari dokumen dan produk digital.
2.       Kemampuan memberikan layanan dukungan kepada pelanggan.
3.       Kanal pemasaran yang baru.
4.       Memiliki kemampuan untuk menarik pelanggan baru.
5.       Menyediakan satu titik lokasi kontak untuk bermacam-macam produk dan jasa.
6.       Dapat digunakan sebagai media riset pasar.
Selain keuntungan atau kelebihan tersebut ternyata e-commerce juga memiliki kelemahan dan hambatan taitu :
1.       Keamanan.
2.       Keamanan akses
3.       Keamanan transmisi
4.       Beban traffic yang terlalu overload
5.       Kesulitan sensor
6.       Kesulitan mengukur kinerja dari situs, apakah keberhasilannya akan diukur dengan jumlah orang yang mengunjungi atau diukur dengan cara lain.

Read more
0

ETIKA PROFESI UNTUK SEORANG AKUNTAN


ETIKA PROFESI UNTUK SEORANG AKUNTAN
            Untuk membangun pemahaman mengenai lingkungan etika bagi kalangan bisnis, tentang harapan masyarakat akan peranan akuntan yang profesional. Hal tersebut akan menimbulkan berbagai pertimbangan terhadap layanan yang ditawarkan dan kata kunci “nilai yang ditambahkan” atau sudut persaingan dimana akuntan harus memperlihatkan reputasi mereka dan vitalitasnya. Sehingga pada akhirnya, cara masyarakat menghargai profesi tertentu akan membawa mereka untuk mempraktikkan dengan sistem monopoli pada jasa yang ditawarkan, untuk mengontrol masuknya seseorang ke dalam sebuah profesi tertentu, untuk menghasilkan pendapatan yang relatif tinggi, untuk bisa dinilai oleh seseorang pejabat pemerintah. Jika suatu profesi kehilangan kredibilitasnya di mata masyarakat, maka konsekuensinya bisa saja cukup menyengsarakan dan juga bukan untuk yang bersalah.
Profesi yang ada pada dasarnya diciptakan untuk melayani masyarakat. Layananan yang disediakan untuk masyarakat begitu penting  dimana suatu keahlian dibutuhkan yang pada akhirnya membutuhkan program pendidikan yang ekstensif yang lebih khusus difokuskan pada segi intelektual dari pada prakteknya. . Otonomi, atau kebebasan dari peraturan pemerintah baik itu mengatur, mengizinkan anggota profesi untuk dinilai oleh informan mereka dan penguji yang objektif dari pada oleh pegatur/penilai yang telah ditunjuk secara politis oleh pemerintah. Hal tersebut memberika keleluasan kepada sebuah profesi untuk mengatur segala urusan mereka sendiri secara efisien dan dengan kebijakannya sendiri sehingga masyarakat mempunyai kesan bahwa profesi tersebut bertanggungjawab dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik. 
Yang Membentuk sebuah Profesi :
v  Segi Esensial
Ø  Pelatihan Ekstensif
Ø  Penyediaan layanan penting bagi masyarakat
Ø  Pelatihan dan ketermpilan yang intelektual
v  Segi Khusus
Ø  Umumnya terlisensi atau tersertifikasi.
Ø  Diwakili oleh organisasi, perkumpulan atau institusi.
Ø  Otonomi
v  Pondasi Nilai Etik (Behrman)
Ø  Digambarkan dan dibangun pada pertimbangan etik dari pada teknik atau alat.
Tugas yang diharapkan sebuah profesi adalah memelihara kompetensi dalam bidang keahliannya, menjaga rahasia klien, pemeliharaan integritas klien, pemeliharaan bjektifitas dalam menawarkan jaa, dan pemeliharaan kedisiplinan terhadap anggota yang tidak mematuhi tugas-tugas sesuai dengan standar yang diharapkan.
Di masa lalu, sering diperdebatkan bahwa untuk menjadi seorang profesional yang sejati, seseorang harus menawarkan jasa atau layanan terhadap publik, oleh karena itu seseorang yang berprofesi sebagai pekerja dalam sebuah organisasi tidak bisa lepas dari kode etik profesi yang terlibat. Tetapi kegagalan pespektif yang terbatas ini diekspos seperti bangunan atau struktur lain yang hancur akibat praktik kontruksi yang salah dan penyingkapan hasil keuangan ini menguntungkan bagi manajemen sekarang bukanya pemegang saham sekarang atau yang akan datang.      
Dalam rnagka mendukung kombinasi bentuk, tugas, dan hak, hal ini menyatakan bahwa profesi membangun nilai atau asas untuk membimbing anggotanya dan bahwa masing-masing profesi memiliki nilai personal yang berkaitan dengan hal ini. Normalnya, niali personal yang diharapkan melibatkan, kejujuran, integritas, objektivitas, rahasia, keberanian untuk membujuk seseorang dan kekuatan karakter untuk memanfaatkan kesempatan untuk melayani dirinya atau orang lain ketimbang klien. Tanpa nilai-nilai ini, kepercayaan yang dibutuhkan untuk mendukung hubungan fidusian tersebut tidak bisa dijaga, sehingga profesi berusaha untuk menilai apakah nilai-nilai ini dimiliki oleh kandidat untuk profesi tersebut dan oleh anggotanya. Perlindungan semacam ini biasa dilakukan selama pra kualifikasi atau selama periode kerja lapangan oleh panitia disiplin profesi. Biasanya kriminalitas atau menyimpang dianggap menyebabkan pengusiran secara paksa dan kegagalan untuk mengikuti standar profesi yang diekspresikan dalam tingkah lakunya yang dapat membawa ukuran remedial, dendam suspensi hak atau pengusiran secara paksa.
HARAPAN PUBLIK TERHADAP AKUNTAN YANG PROFESIONAL
            Seorang akuntan yang profesional, apakah mendalami di bidang auditing atau manajemen, atau sebagai pekerja atau seorang akuntan, diharapkan menjadi seorang akuntan dan sekaligus seorang profesional.hal tersebut berarti akuntan dan pemahaman yang lebih ketimbang orang awam terhadap bidang-bidang yang terkait seperti pengendalian manajemen, perpajakan dan sistem informasi. Terkadang penyimpangan dari norma-norma yang diharapkan dapat menghasilkan kurangnya kredibilitas aau kepercayaan dari dalam keseluruhan profesi. Contoh, ketika seseorang profesi meletakkan keinginan pribadi sebelum keinginan klien atau publik, kekurangan kepercayaan diri akan berkembang yang akan menggerakkan temuan publik akan aktivitas profesi secara umum.
DOMINASI NILAI ETIK DARI PADA AKUNTING ATAU TEKNIK AUDIT
            Sebagain besar akuntan dan kebanyakan bukan akuntan memegan pendapat bahwa penguasaan akuntansi dan atau teknik audit merupakan sejata utama proses akuntansi. Tetapi beberapa skandal keuangan disebabkan oleh kesalahan dalam penilaian tentang kegunaan teknik atau yang layak atau penyimpangan yang terkait dengan hal itu. Beberapa kesalahan dalam penilaian berasal dari salah mengartikan permasalahan dikarenakan kerumitannya, sementara yang lain dikarenakan oleh kurangnnya perhatian terhadap nilai etik kejujuran, integritas, objektivitas, perhatian, rahasia dan komitmen terhadap mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri.
LAYANAN/FUNGSI YANG DITAWARKAN
Para akuntan profesional telah mengembangkan layanan fidusiari  dalam wilayah berikut ini :
v  Prinsip pelaporan dan akuntansi, praktik dan sistem.
v  Auditing, catatan akuntansi, sistem dan laporan keuangan
v  Proyeksi keuangan ; persiapan, analisa dan audit.
v  Perpajakan ; persiapan pengembalian pajak dan saran
v  Gulung tikar : tugas dan saran dari yang dipercaya.
v  Perencanaan keuangan :saran
v  Pembuatan keputusan : fasilitas melalui analisa dan pendekatan
v  Kontrol manajemen : saran dan desain sistem.
v  Hubungan kepegawaian dan komersial : saran.
Semua layana ini diikat oleh wilayah utama akuntan profesinal. Aka tetapi, saat ini telah ada pemahaman bahwa manajemen dan pemegang saham membutuhkan informasi non-keuangan untuk mengatur dan membuat keputusan dengan efektif.
KEPENTINGAN TERHADAP NILAI YANG DITAMBAHKAN
            Pemberhentian nilai-nilai etik kompetensi, integritas dan objektivitas tergantung pada ilai-nilai etik personal dari akuntan profesional yang terlibat. Jika profesi itu sendiri menpunyai standar yang tinggi, profesional individu dapat mengabaikan mereka. Tetapi seseorang prifesinal sering tidak sadar akan dilema etik yang potensial atau nilai-nilai ang layak sehingga menyebabkan pemberhentian tugas. Oleh karena itu,  kredibilitas profesi memandang nilai-nilai etika profesi  dan personal dari masing-masing angota dan kualitas penilaian.



ETIKA PROFESI DAN MUTU AUDIT KANTOR AKUNTAN PUBLIK
            Semakin tingginya tuntutan masyarakat akan informasi yang andal dari perusahaan, membuat profesi akuntan publik semakin diperlukan. Walaupun Arrens, dkk (2003:14) menyebutkan bahwa untuk memperoleh informasi yang andal dari manajemen ada tiga alterbatif yang bisa dilakukan yaitu :
  1. Pengguna informasi menguji informasi yang diperolehnya.
  2. Pengguna informasi berbagi resiko informasi dengan manajemen,
  3. Laporan keuangan yang diaudit telah tersedia.
Namun dengan pertimbangan waktu dan biaya, serta sulitnya berbagi dengan manajemen, maka alternatif yang ketiga-lah yang mungkin untuk dilakukan. Kinney (1975) dalam Suta dan Firmanzah (2006) mengatakan peran auditor untuk minegkatkan kredibilitas dan reputasi perusahaan sangatlah besar. Serta peranan auditor adalah menyediakan informasi yang berguna untuk keperluan penyusunan kontrak yang dilakukan oleh pemilik atau manajer perusahaan.
Dengan demikian dapat  disimpulkan  bahwa begitu besarnya peranan akuntan publik perekonomian di segala sektor bisnis, dalam hal ini dalam ruang lingkup bisnis  yang menuntut untuk selalu profesional serta taat pada etika dan aturan yang berlaku.

Read more
 

Friends

ON-LINE